Kamis, 05 Juli 2012

Cerpen Cinta - Kisah Ini

KISAH INI
Karya Mira Diana Afianti

Hati ini gundah, terngiang sosok dirimu, sosok yang selama ini aku kagumi. Aku mengharapkan sejuta kasih putihmu, aku mencintaimu tanpa memandang apapun. Aku tulus mencintaimu. Tapi kapan kau membalas ketuluskan ku ini dengan cinta putihmu???

Harapan memang selalu ada dalam benakku, ku pejamkan kedua mata ini, ku hirup udara ini, ku tenangkan jiwa ini, dan ku mencoba untuk meraih angan-agan cintamu. Kan ku kejar harapanku ini, ku akan yakin, cinta ini akan menjadi cinta sejati. Dan aku yakin, kau tak sepenuhnya memberiku harapan harapan kosong.

Hari ini begitu cerah, ku lewati hari ini dengan senyuman. Ku menatap langit yang biru, ku ucapkan “hari ini adalah hari awal untukku demi mendapatkan semua yang ingin ku capai. Mulai dari sini, sambut masa depan dengan senyuman.” ku bertemu dengannya di taman, ku akan mencoba untuk menyapanya. Ku harus berusaha, ini awal yang baik untuk ku ...
“ hy, kok sendirian aja sih? Ga sama temen-temen?” sapa Sheril
“ umm, iya nih Ril. Ga tau pada kemana yang lain. Kamu ngapain ke sini?” jawab Rifal

Oooouh, pertanyaan yang kurang enak di hati. Dia bertanya “kamu ngapain ke sini?” apa ini awal yang buruk yang menandakan dia tak merespons ku. Hmm, aku ga boleh putus asa, jadikan semua yang terjadi menjadi pemanis dalam setiap masalah yang pahit.
“eeeh, ga boleh ya? Aku kan Cuma mau nyapa kamu. Kan bersilatuhrahmi itu baik, jadi kenapa engga?” jelas Sheril
“ups, maaf kalo tadi kamu merasa kesinggung, aku ga bermaksud buruk kok. Hmm, kita memang harus selalu menjaga tali silaturahim. Eh, daripada kita disini diem aja, lebih baik ke perpustakaan aja yuk, kita cari novel?” ucap Rifal
“hmm, boleh juga tuh. Ayoo ...” jawab Sheril

Waw, ga nyangka, Rifal ngajak aku ke perpustakaan bareng. Ga mimpi kan ini? Tuhan, sadarkan aku bila aku mimpi !!!
Aku pergi ke perpustakaan, aku mengambil 1 buah novel yang akan ku baca disana. Novel ini memang novel favorit aku. Ceritanya bagus, dan selalu saja ada kritilk yang membangun pada si tokoh nya.

Setelah beberapa lama kita diam diam’an, asik sendiri membaca novel. Ku mencoba pamit duluan pada Rifal, karna ku kali ini harus pergi.
“hy, aku pamit duluan ya? Ada acara nih...” ujar Sheril
“hmm, biar aku antar ya?” ajak Rifal
“ah udah, ga usah. Aku bisa sendiri kok, aku duluan ya. Daaaaah.” Sheril pamit

Sheril pun pergi meninggalkan Rifal sendiri bersama novelnya yang sedang ia baca.

Hari ini cukup untukku, aku bisa mencoba akrab denganya. Awal yang baik, meski di awal pembicaraan, ada sedikit kata-kata yang membuat aku tersinggung. Namun, akan ku jadikan itu sebagai pemanis dalam sebuah peristiwa pahit.

Yah, cinta memang harus penuh perjuangan. Namun, apa daya kita, bila cinta yang kita perjuangkan bukanlah cinta yang telah di anugrahkan oleh tuhan. Karna itu semua, kita tidak boleh tergantung kepada sesuatu, berserahlah kepada yang maha kuasa, semua ada di tangan tuhan.

Beberapa hari kemudian , ..
Aku belakangan ini tidak bertemu Rifal. Entah kemana dia, hari ini aku akan mencoba mencarinya. Yah, aku menemukan dia. Dia sedang ada di danau kota. Tapiii, kenapa mukanya ditekuk mulu. Kenapa dia cemberut terus. Ada apa dengannya?

Ku mencoba menghampiri. Ku sapa dia, namun dia menghiraukan sapaanku. Apa sih yang sedang terjadi kepadanya? Aku heran, belakangan ini dia menghilang. Lalu sekarang ku menemukannya, dia seperti ini. Tuhan apa yang sedang trjadi kepadanya? Tolong, jangan buat dia seperti ini, kembalikan keceriannya tuhan....!!!

Ku akan mencoba menyapanya sekali lagi, semoga kali ini dia menganggapi sapaanku. Karna aku tak ingin dia terus seperti ini. Aku sungguh prihatin melihat dia seperti ini.
“hey, Rifal. Kamu kenapa? Apa yang sedang terjadi padamu? Bila kamu memiliki permasalahan, ceritalah padaku, aku akan senantiasa mendengarkannya. Dan bila aku bisa, aku akan berusaha membantu menyelesaikan masalahmu.” Tanya Sheril
“o..oh, kamu Sheril. Sejak kapan kamu ada disini? Aku tidak apa-apa kok Sheril!” jawab Rifal

Kali ini Rifal menjawab, namun jawabanya ituuuu. Aku ga yakin kalo dia tidak apa-apa, aku yakin, dia pasti sedang ada masalah. Ayolah Rifal, jujur padaku. Aku ga ingin kamu seperti ini.
“kamu yakin kamu gapapa? Dari tadi kamu cemberut terus, muka kamu di tekuk mulu. Pasti ada apa-apa. Ayo cerita dong??? aku janji, aku ga akan kasih tau siapa-siapa kok!!!” ujar Sheril
“tidak apa-apa kok. Aku Cuma sedih, karna orang tua ku mengajaku untuk pindah ke Australia. Aku sedih, karna aku tak ingin pindah dari kota ini. Aku sudah senang hidup di kota ini. Aku juga ga mau kehilangan temen-temen tercintaku ...” jelas Rifal
“jadi itu permasalahannya? Hmm, kenapa kamu ga coba ngomong sama orang tua kamu, kamu mau nge kost aja di sini. Jadi, kamu ga ikut pindah ke Australia.” Ucap Sheril
“benar juga yah. Terima kasih atas sarannya. Oh ya, nanti sore ada acara ga?” jawab Rifal sebari bertanya

Sebenarnya, Rifal dan orang tua nya bukan mau pindah ke Australia. Namun, ada maksud tertentu. Apa yang terjadi? Apa ....
“emm, ga ada tuh. Memengnya ada apa?” jawab Sheril
“aku mau ngajak kamu ke sini lagi. Ada sesuatu yang mau aku sampein ke kamu. Tapi tidak sekarang. Nanti sore aku tunggu kamu disini yaa???” ujar Rifal
“oke”jawab Sheril

Rifal pun pergi meninggalkan Sheril dengan sejuta tanda tanya. Sheril bingung, apa yang mau Rifal sampaikan pada Sheril.

Akhirnya, sore yang Sheril tunggu-tunggu tiba. Sheril segera pergi ke danau yang tadi siang ia kunjungi. Setelah Sheril sampai disana, Sheril telah melihat sosok Rifal yang sedang menungu kedatang Sheril. Sheril menghampiri Rifal. Dan ia mulai berkata ..
“hey, sudah lam nunggu ya?” tanya Sheril
“eh Ril, engga kok. Sini duduk ...” jawab Rifal
“oh ya, kamu mau ngomong apa sih?” tanya Sheril penasaran
“jadi gini, sebenarnya aku tuh ......”
pembicaraan Rifal terpotong, karna tiba tiba ada sosok perempuan yang datang. Dia tiba-tiba marah karna Sheril dekat-dekat sama Rifal. Sheril kebingungan, apa sih yang sedang terjadi? Katanya Rifal mau ngomong sesuatu, kok ini malah dateng cewe yang tiba-tiba marah kepada Sheril.

Nampaknya, cewe ini bernama jasmin. Dia teman Rifal. Dan ternyata, cewe ini suka sama Rifal. Oh tuhan? Apa yang harus kulakukan? Perempuan ini juga mencintai Rifal? Apa ini salah satu tantangan untukku demi mendapatka cinta putih Rifal???

Entahlah, yang pasti ku kali ini benar-benar merasa bimbang. Namun ku harus percaya diri, bahwa Rifal dapat menjadi milikku.
“udah lah Jas, aku ga suka sama kamu. Aku hanya menganggap kamu sebagai adikku sendiri. Kamu jangan seperti ini masih banyak cowo yang lebih baik daripada aku dan mau sama kamu. Stop untuk menangis, aku tak ingin melihat kamu meneteskan air mata hanya untuk lelaki seperti aku, yang tak bisa memberimu cinta. Tersenyumlah...!” ucap Rifal
“tapi aku sayang sama kamu, aku ingin kamu menjadi milikku. Aku tulus mencintai kamu.” jelas Jasmin
“tapi aku tidak, aku tak bisa memberimu sejuta kasih sayang yang kamu harapkan dariku. Karna cintaku ini telah dimiliki oleh yang lain. Orang yang selama ini aku kagumi, aku telah jatuh cinta kepadanya. Dan orang itu adalah kamu Sheril.” Jelas Rifal
“hah, aku Rif? Maksud kamu apa sih Rif? Aku ga ngerti, kamu jangan sakiti perasaan dia. Aku dan dia sama-sama wanita. Dan aku ngerti perasaan dia. Aku jujur, aku pun mencintai kamu Rif, namun dengan keadaan ini, aku tak bisa, aku tak ingin menyakiti perasaannya.” Jawab Sheril
“kamu jangan so kasian sama aku. Kamu sudah merebut orang yang sangat aku cintai, kali ini aku benar-benar kehilangan dia. Sekarangkamu puas, PUAS ...” bentak Jasmin sebari pergi dan meneteskan ai mata
“kamu tidak usah memikirkan dia. Dia sebenarnya telah memaksa aku untuk jadi milik dia, dia telah menyogokku dengan semua yang dia milikki. Aku tak butuh semua yang dia milikki, dia tak memikirkan apa perasaanku kepadanya. Dia hanya memikirkan, kalo dia bisa mendapatkan aku. Kamu percaya kan? Dan sekarang kamu mau ga jadi pacarku?” jelas Rifal
“benarkah? Segitunya dia untuk mendapatkan cintamu? Aku percaya padamu, dan aku mau jadi pacarmu ....”

Kini akhirnya, harapan yang selama ini ku kejar telah menjadi nyata. Ku tak menyangka, dan ku akan selalu mengenangnya, sampai ku mati ...

Beberapa bulan kemudian ...

Hubunganku baik-baik saja selama ini. Namun, beberapa minggu terakhir, dia tak pernah mengabariku lagi, apa lagi bertemu dengannya. Ku sudah menghubunginya beberapa kali, namun tak ada jawaban. Kemana kamu kasih? Disini ku sendiri, menunggu kedatanganmu? Datanglah oh kasih? Aku merindukanmu ...!

Namun setelah sekian bulan kemudian, aku memutuskan untuk datang ke rumahnya. Namun, pembantunya bilang Rifal beberapa bulan kemarin pergi ke Australia untuk berobat. Namun di perjalanan, ia telah tiada. Ia tak kuat menahan rasa sakit yang ia dera. Ia menderita penyakit kanker paru-paru. Dan kini, Rifal telah tiada ...

Penjelasan yang telah pembantunya jelaskan kepadaku, benar-benar membuat hati ini sakit, hati ini teriris-iris. Sakit menerima semua ini. Kasih, kenapa selama ini kamu bohong padaku
? kenapa selama ini kamu tidak berterus terang kepadaku? Tuhan, mengapa semua ini terjadi kepadaku? Aku belum siapa untuk kehilangannya? Tapi mengapa engkau mengambilnya sekarang, disaat ku masih mmbutuhkannya?
“maaf non, ini ada surat terakhir dari den Rifal untuk non Sheril.” Ujar mba minah (pembantu Rifal)
“oh terima kasih bi” jawab Sheril sebari terus meneteskan air mata

Sheril membuka surat itu. Ia membacanya ,
To : Sheril tercinta
Sheril sayang, maafkan aku. Aku tak berterus terang kepadamu selama ini. Maksud ku ke Australia untuk berobat, bukan untuk pindah. Dan mungkin, disaat kamu membaca surat ini, aku telah tiada di dunia ini. Aku cape Ril, aku ga kuat lagi untuk nahan rasa sakit ini. Bila kamu benar-benar sayang kepadaku, ikhlaskan ku pergi.
Sekarang aku sudah tenang disini, dan aku ingin, kamu selalu ceria, meski tak bersamaku. Maafkan aku sayang, aku tak berterus terang kepadamu. Kasih, tak ada yang abadi di dunia ini. Tetapi, cintaku kepadamu akan tetap abadi. Hingga kini, maut yang memisahkan.
Terima kasih atas semua yang telah kamu kasih untukku. Tetaplah terseyum, karna aku akan tetap ada di hatimu ...
I love you ...
Dear : Rifal

Hatiku sakit, namun ku harus tetap tegar. Ku harus jalani amanah trakhir dari Rifal. Tetap tersenyum, walau ku sudah tak bersamamu lagi ...

Cinta pertamaku kandas oleh maut. Namun, ku takkan pernah bisa menghapus kenangan antara kita. Cinta kita, yang telah kita rangkai, menjadi cinta sejati. Ku akan selalu mengenangmu kasih. Cinta ini begitu indah, meski cinta ini berakhir oleh maut. Kau akan selamaya tetap di hati. Kisah ini, akan selalu menjadi kenangan yang terindah ...

PROFIL PENULIS
Nama : Mira Diana Afianti
TTL : 28 April 1999
Umur : 13 thn
Kelas : 3 SMP
Sekolah : SMPN 45 Bandung
Hobi : menulis, menyanyi, & menari
Cita-cita : desainer & penulis
Alamat facebook : miradianaafianti@yahoo.com

Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar