Minggu, 08 Juli 2012

Cerpen Cinta Sedih - Bulan Depan

BULAN DEPAN
Karya Turina Sabari

Siang hari. Ayu, Lia, dan Sari turun dari Taksi yang mengantarkan mereka dari Kampus menuju kawasan Bintaro. Setelah taksi menderu pergi, Ayu mengajak Lia dan Sari untuk membeli es kelapa yang menurutnya enak itu. Mereka bertiga kemudian duduk di tempat makan yang memang telah disediakan oleh penjual es kelapa dan penjual lainnya.

Lia melangkah dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari area para penjual tersebut. Lia mengembangkan senyumnya pada seorang pria berusia 25 tahun yang mengenakan kemeja biru rapi dan celana bahan hitam namun beralas kaki sandal jepit.
Tiba-tiba Ayu, Lia dan Sari menahan tawa melihat Kakak itu dari dekat. Mereka tertawa karena sandal sebelah kiri Kakak itu berwarna biru sedang yang sebelah kanannya berwarna kuning. Kakak itu jadi tersipu malu.

"Duh Kakak sampai salah gitu pake sandalnya. Gara-gara ada Ayu ya? Hehe. Ayo Kak, duduk disini." kata Sari tersenyum kekanak-kanakan.
Pria yang dipanggil kakak itu adalah kenalan ketiga sekawan tersebut.
"Mana kadonya?"tanya si Kakak dengan mimik tanpa ekspresi.
"Hehe.. ini Kakak.. ini dari kita. Met ultah ya Kakak.." Kata Sari sembari senyum.
"Makasih ya. Kalian kesini tuk ngasih kado aja kan? Soalnya Kakak mau masuk ke kantor lagi nih." tanya si Kakak.
"Iih, Kakak koq gitu? Koq kecut, gak biasanya Kakak begini. Oh iya, Ayu koq diam aja. Tadi waktu di Kampus excited banget tuk kesini dan ketemu si Kakak. tapi koq pas udah ketemu orangnya, malah cuek aja. Malah sibuk sama hape gitu." Lia merajuk pada Kakak dan Ayu, agar keduanya memulai komunikasi.

Ayu tetap membisu dan menunduk, mengarahkan pandangannya pada telepon selulernya. Entah apa yang menarik di telepon seluler Ayu tersebut. Kakak itu pun tetap terdiam, menunggu Ayu mengeluarkan sepatah kata untuknya, tapi tak ada jua satu kata pun. Lia dan Sari mencairkan suasana yang menegangkan tersebut dengan mengeluarkan kata-kata yang penuh senda gurau namun tetap sopan.
"Oh iya Kak, mana traktirannya? Ultah Kakak tahun kemarin, Kakak bilangnya mau ntraktir. Nah sekarang aja Kak nraktirnya." Seru Sari memperlihatkan wajah innocentnya.
Kakak itu pun tersenyum simpul seraya berkata,"Traktirannya bulan depan aja ya. Tapi, itu pun kalo Kakak masih kerja disini." "Yaudah Kakak mau masuk kerja lagi ya."
***

Di Kampus.
Siang ini tidak ada kelas, sehingga Ayu, Lia, dan Sari seperti biasa sedang duduk bersama di Sofa milik fasilitas Kampus. Ketiganya kemudian bercerita masalah kuliah, tapi tiba-tiba Ayu mengalihkan pembicaraan ke topik tentang si Kakak.
"Aku senang bisa bertemu Kakak itu kemarin. Walau sebenarnya aku salah karena hanya diam saja. Padahal aku sangat rindu padanya." Ayu mulai bercerita.
"Kamu sih. Ya sudah. Yang penting Kakaknya senang dengan kado itu. Kado yang sebenarnya dari kamu, bukan dari kita bertiga." kata Sari.
Lia pun menimpali, "Oh iya, dari kata-kata Kakaknya kemarin, sepertinya dia mau menjelaskan kalo mulai bulan depan dia udah ga di Jakarta lagi."
"Maksud kamu?" Tanya Ayu penuh ras khawatir. Ayu langsung mengirim sms pada Kakak itu untuk memastikan hal tersebut. Kakak itu memberi jawaban bahwa dirinya bulan depan akan berada di Palembang. Raut wajah Ayu semakin resah mendapati kabar tersebut.

Lia mencoba menghibur Ayu yang wajahnya sudah mulai pucat pasi, "Udah Ayu.. jangan gelisah gitu. Ayu kan orang Palembang. Mungkin Kakaknya mau bertemu keluarga Ayu di Palembang. Mungkin mau melamarmu Yu. "
Bukannya menjadi tenang dengan perkataan Lia, tubuh Ayu malah semakin lemas seperti tak ada tenaga, "Mana mungkin dia kesana untuk melamar aku. Orang tuaku kan di Depok, bukan di Palembang." Tukas Ayu yang kemudian dengan perlahan air matanya mulai pecah. Ayu terisak.
***

Satu bulan kemudian.
Malam ini Ayu, Lia, dan Sari sedang berada di rumah mereka masing-masing. Lia menyalakan laptopnya sambil menyeruput susu cokelat hangat buatannya. Di bukanya facebook miliknya. Di rumah Sari, Sari telah lebih dulu online di depan komputernya. Facebook miliknya belum dibuka.

Ada Top News di facebook Lia yang sangat menarik perhatiannya. Lia terperangah melihat satu Top News itu. Moodnya meminum susu cokelat hangat tiba-tiba hilang bahkan rasa kantuknya juga ikut hilang. Top News tersebut adalah undangan pernikahan si Kakak yang katanya akan ke Palembang bulan depan. Kakak itu akan menikah dengan orang yang tinggal di Palembang yang sepertinya sudah lama di kenalnya. Mungkin jauh sebelum dia mengenal Ayu dan kawan-kawannya.
Hanya Ayu yang di undang ke pernikahan Kakak itu, melalui facebook. Tidak dengan Lia dan Sari.

Tak lama Lia mendapat sms dari Sari yang juga mengabarkan top news tersebut. Lia dan Sari bersepakat untuk tidak mengabari Ayu malam itu juga. Beberapa hari setelah malam itu, Ayu pun tahu sendiri akan kabar tersebut. Namun, tak ada air mata Ayu untuk pernikahan Kakak itu. Ayu sudah mengikhlaskannya sedari dulu sebab memang dirinya sudah ada firasat.
***

Ayu yang berparas cantik tampil semakin cantik dengan busananya yang dia kenakan senada dengan busana pria yang mendampinginya di acara pernikahan Kakak itu. Ayu didampingi sahabat prianya-yang sebenarnya bertepuk sebelah tangan mencintai Ayu-menghadiri pernikahan Kakak itu.

Seluruh pasang mata tamu undangan menatap penuh rasa suka pada Ayu dan seorang pria yang mendampinginya. Ayu tampak cantik dan mewah juga pria disebelahnya tampak tampan, mewah, dan bersahaja. Hanya saja mempelai pria tidak sadar akan kedatangan kedua tamu istimewa tersebut, yaitu Ayu dan seorang pria yang menjaganya.

Ketika Kakak itu mengatakan,"Saya terima nikahnya.."
Ayu tak sanggup menahan gegap hatinya. Ia pun lekas menjauh dari keramaian tamu dan pergi bersama sahabatnya itu.

Baca Juga Cerpen Cinta dan Cerpen Sedih yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar