Sabtu, 07 Juli 2012

Cerpen Ibu - Struggle for My Dream

STRUGGLE FOR MY DREAM
Karya Karina Puspa Sari
 
“Aku ingin seperti anak perempuan yang lain
Mendapat kasih sayang dari Orang tua
Tapi semua berubah ketika ayahku meninggal
Kehidupanku seolah berubah menjadi kelam dan menakutkan..”

“Brakk!!”
Pintu kamar dibuka dengan paksa oleh seorang ibu yang cukup tua. Dia menyiramkan air terhadap anaknya yang sedang menikmati mimpi indahnya.
“Bangun bodoh!! Ini sudah siang! Pekerjaan rumah menumpuk kamu malah enak-enakan molor disini!! Ayo cepat bangun!” Ibu itu berkata sambil membentak
“Iya Mom, Aku akan menyelesaikanya, maafkan aku, aku terlalu kelelahan karena mengerjakan pekerjaan kemarin” Kata anak itu yang masih belum terkumpul nyawanya
“Dasar Pemalas! Itulah kerjaan anak perempuan! Sudah cepat sana kerjakan” Ibu itu berkata sambil menyeret anaknya keluar
Anak itu hanya menunjukan muka kepasrahan.

Anak malang itu bernama Sara. Ayahnya telah meninggal karena kecelakaan mobil. Ibu kandungnya sudah lama pergi entah kemana. Dia sekarang tinggal bersama ibu tiri yang bias dibilang kejam. Dulu sewaktu di Panti asuhan McWiddle dia senang sekali karena mendapat orang tua yang menjadi ibu tirinya kini. Dia membayangkan bisa mendapat kasih sayang dari orang tua lagi. Tapi setelah tinggal lama dengan ibu tirinya semua itu jauh dari yang di bayangkan. Ibu tirinya cukup kejam. Pernah ia dengan tega menyiramkan teh yang masih panas ke tangan Sara yang masih halus hanya karena teh itu kurang manis.
Sara mempunyai bakat melukis. Lukisannya cukup bagus jika dibandingkan dengan anak-anak yang seumur denganya. Tapi bakat itu terhambat karena ibu tiri Sara tidak menyukai bakatnya. Menurutnya melukis itu bukan pekerjaan perempuan. Dan katanya pekerjaan itu berkesan membosankan dan kampungan. Ibu tirinya bahkan pernah membakar lukisan-lukisan Sara. Dan tentu saja Sara hanya bisa terdiam melihatnya.
“Sara tolong belikan Gula di Pasar Bought eat!!” ujar ibunya sedikit berteriak meyuruh Sara yang kala itu sedang mengepel lantai.
“Baiklah Mom!!” seru Sara mengimbangi teriakan ibunya

Jarak Pasar bought eat dengan rumah Sara cukup jauh. Sara menaiki sepedanya untuk sampai kesana. Sampai di Pasar ia datang ke toko yang sudah menjadi langgananya. Toko itu tampak sederhana tapi terkesan bersih. Di depan toko itu terpampang spanduk berbunyi “Picko Shop”
“Hai Picko! Aku beli gulanya dua bungkus! Cepat ya!” ujar Sara turun dari sepedanya
“Ini, untuk kau 5ribu cukup!” kata picko sambil menyerahkan gulanya
“Terimakasih !” tapi saat Sara akan pulang langit mulai mendung, petir juga menyambar. Dia tidak berani pulang dengan basah kuyup lebih baik dia menunggu di kios itu walaupun sama saja nanti kena marah.
“Ehm, bolehkah aku berteduh di Kiosmu sebentar? Hujan sebentar lagi mau turun” kata Sara
“Masuk saja! Parkirkan sepedamu di garasi. Akan aku buatkan kau Kue dan susu cokelat” Ujar Picko ramah
“Tidak usah Picko! Aku hanya sebentar disini!” kata Sara
“Sudahlah masuk saja! Tak usah malu-malu” kata Picko sambil menarik Sara masuk.
“Kau ini memang menyebalkan Picko! Haha”

Sara duduk di kursi yang terbuat dari katun berwarna merah. Benar saja setelah Sara duduk hujan pun turun. Udara menjadi dingin. Sara merapatkan jaketnya. Sambil menunggu hujan, Sara mendengarkan radio. Penyiar radio itu sedang membacakan sebuah pengumuman.
“PENGUMUMAN!!
Akan diadakan lomba seni yang diadakan di Park Center di hari minggu. Start mulai jam delapan sampai selesai. Acara ini akan dihadiri oleh walikota. Kategori lombanya adalah: FILM, KARIKATUR,MELUKIS,DRAMA dll. Biaya pendaftaran sebesar Rp.50,000,-. Bagi para pemenang akan mendapatkan hadiah sebesar 5juta dan berhak mendapat beasiswa untuk bersekolah di sekolah seni terbaik di kota ini Wilden House Art! Keterangan ebih lanjut hubungi 081578368363”

Picko kembali sambil membawakan kue dan susu cokelat.
“Terima kasih Picko!” kata sara sambil mengambil Kue cokelat yang masih hangat.
“Kau dengar berita tadi Sara? Ikut saja! Kau kan berbakat” ujar Picko menyarankan
“Tapi aku tidak mempunyai uang untuk mengikuti lomba itu, belum juga jika ibukku mengijinkan, kau tau sendiri kan kalau ibukku tidak suka jika aku melukis” Kata Sara mau meminum susu cokelatnya.
“Kau kan bisa kerja sampingan! Coba saja kau sepulang nanti berbicara dengan ibummu, siapa tahu mengijinkan!” kata Picko menyarankan
Sara hanya menghela nafas.

Hujan sudah reda. Sara berpamitan dan mengucapkan terima kasih kepada Picko karena mengijinkan ia berteduh dirumahnya. Setelah sampai rumah benar saja ia kena marah ibu tirinya.
“Darimana saja kamu? Beli gula saja lama sekali!” kata Ibu tiri Sara marah-marah
“Aku berteduh di Kios Picko sebentar, tadi turun hujan” kata Sara sambil menunduk
“Banyak alasan! Sebagai hukumanya malam ini kau tidak makan dan kukunci kau di kamar!” kata Ibunya sambil menyeret Sara kekamarnya
“KLEKK!!” Pintu kamar di kunci oleh ibu tirinya
“Mom!! Jangan Mom! Jangan kurung aku! Maafkan aku Mom!! Huu..huu..” Ratap Sara di kamarnya sambil menangis
Namun tidak aja jawaban. Hanya hening malam yang menemani Sara

Pagi Hari, Sara terbangunkan oleh silau sinar matahari. Kepala Sara pening, Wajahnya pucat, Tubuhnya lemas. Sehari semalam dia belum makan. Dia ingat kenangan bersama ayahnya saat dia bermain dengan ayahnya di taman. Kenangan itu indah. Sara mendadak merindukan ayahnya. Sara kemudian pingsan. Dan kenangan itu lenyap

Saat Sara bangun Sara sudah berada di rumah sakit. Dan disebelahnya ada ibu tirinya dan seorang dokter, Melihatnya siuman Ibu tirinya langsung menunjukan muka senang walau Sara tau itu sebenarnya hanya AKTING!
“Sara sayang, kau sudah sembuh nak? Kau kenapa?” Kata Ibu tiri Sara dengan senyum palsunya
“Aku tidak apa-apa Mom :P hanya kelelahan dan belum makan” ujar Sara menyindir Ibunya
“Kenapa kau tidak istirahat saja? Kau itu memang rajin mengerjakan semua pekerjaan rumah, tapi perhatikan juga kondisimu sayang!” Kata ibu tiri Sara berbohong

Sara hanya memutar kedua bola matanya
“Dia hanya kelelahan, dan perlu istirahat, daya tahan tubuhnya lemah, setelah ini dia bisa pulang kerumah” Kata Dokter
“Terima kasih dokter! Saya akan lebih memperhatikanya” Kata Ibu tiri Sara
“Saya permisi dulu!” ujar dokter itu sambil beranjak pergi

Di ruangan itu tinggal Sara dan ibunya.
“Jangan kau pikir aku berubah menjadi baik terhadapmu! Aku memeriksakanmu karena aku memastikan kau masih bisa mengerjakan rumah atau tidak! Mengerti ???” Kata Ibu Sara kejam
“Aku tau kau tidak berubah secepat itu terhadapku Mom!” Kata Sara tak mau kalah
“Oh! Sudah mulai berani ya! Apa yang kau punya? Sudah beruntung kau masih ku ijinkan tinggal dirumahku!, ayo segera pulang! Dan segera kerjakan pekerjaan rumah!” ucap ibu Sara sambil menarik tangan sara kasar
“So shiittt” Sara mengumpat pelan
“Apa!?” kata Ibu tiri Sara mendengarnya
“Tak ada” Kata Sara tenang

Dia teringat tentang lomba seni di hari minggu besok. Tapi dia masih juga belum bisa menaklukan ibunya. Sara bingung harus berbuat apa. Mungkin dia akan menoba berbicara dengan ibunya.
Sesampainya di rumah Sara langsung disuruh mencuci baju. Setelah itu membersihakan lonteng atas. Lalu mengepel teras. Sara ingin Protes karena ia juga belum makan
“Mom! Aku kan belum makan! Daya tahan tubuhku masih lemah” Kata Sara protes
“Ups! Aku lupa, kau ingin makan? Itu ada makanan di lemari kayu! Ambilah, makan sepuasmu!” Kata Ibu Sara

Sara kemudian membuka lemari kayu yang sudah usang. Dikiranya mendapat makanan yang layak pangan eh ini dapat makanan yang sudah basi. PAYAH!
“Bagaimana? Kau mau?” Ucap Ibu Sara
“Mom, aku tahu ini makanan. Tapi ini kan makanan basi!” Ujar Sara protes
“Sudah beruntung diberi makanan! Ini anak mash protes juga! Sekrang cepat makan makanan itu! Gadis bodoh!”
Sara terpaksa memakan makanan yang rasanya tidak karuan itu. Dan menelannyapun sambil meneteskan air mata

Sara letih habis bekerja. Dia ingin membicarakan tentang lomba seni itu terhadap ibunya. Semoga diijinkan harapnya.
“Mom, Ada lomba seni di Park Center, aku bermaksud mengikutinya, jika aku menang aku akan mendapat uang Rp 5jt dan bisa sekolah Wilden House art , biaya pendaftaranya sebesar 50 ribu, maukkah kau mengijinkanku dan memberi uang 50 ribu untuk pendaftaran? Kata Sara memelas
“Kamu itu ga usah aneh-aneh! Buat apa lomba lukis? Tidak ada untungnya!” ibu sara membentak
“Tapi Mom jika aku memenangkanya aku akan mendapat hadiah 5jt! Hasil seluruhnya akan aku berikan semua kepadamu Mom! Aku mohon aku sangat ingin mengikuti lomba itu, aku akan rajin membereskan pekerjaan rumah asal kau mengijinkan” ujar Sara penuh harap
“Hmm, baiklah jika itu maumu, aku mengijinkanmu, tapi pegang janjimu itu” ancam ibunya
“Iya Mom, terima kasih sekali!” ucap Sara senang
“Sekarang bereskan seluruh rumah, aku harus merawat rambutku di salon” kata ibunya
***

Minggu Pagi di Park Center, Sara sudah bersiap-siap untuk melukis, dia melukis dengan percaya diri. Pemenang lomba itu akan diumumkan pada hari Rabu.
***

Sara sedang membersihkan lantai ketika Seorang berbadan agak besar bertamu di rumahnya. Dia memakai setelan jas hitam. Tampaknya dia adalah panitia lomba seni kemarin.
“Apakah benar disini rumah anak yang bernama Sara Sheldon?” Orang itu bertanya kepada ibu Sara
“Iya ada apa?” kata ibu Sara
“Anak ibu memenangkan lomba lukis sebagai juara pertama. Dia berkesempatan bersekolah di Wilden House art dan mendapat hadiah sebesar 5juta” kata Orang itu
“Saraa!” Kata ibunya berteriak memanggil Sara

Dengan cepat Sara segera datang. “Iya ada apa Mom?” kata Sara bertanya
“Kau memenangkan lomba lukis!” Kata ibunya bersemangat
“Karena tugas saya sudah selesai. Saya permisi pulang dulu!” kata orang itu
“Oh baik pak! Terima kasih atas kunjunganya” kata ibu Sara mengantarkan keluar orang itu
***

“Mom, sesuai dengan janjiku, aku akan memberikan seluruh hadiah uang 5jt itu kepadamu, aku ikhlas demi km Mom” kata Sara datar
“Kau yakin?” kata ibu Sara heran
“Sangat yakin” Sara memantapkan
“Hmm, Sara kau memang anak yang baik, aku yang telah salah menilaimu, maafkan aku yang selama ini sudah jahat terhadapmu, kau ini pantas mendapatkan yag terbaik, maafkan Ibumu Sara” kata ibu Sara berkaca-kaca
“Mom, meskipun kau sering menyakitikku, tapi kau adalah ibu yang paling aku sayang, aku sayang kmu Mom” kata Sara
Ibu sara langsung memeluk Sara sambil meneteskan air mata. Lalu mencium kening anaknya. Dia merasa semuanya telah usai

TAMAT

PROFIL PENULIS
Nama lengkap : Karina Puspa Sari
Tempat, tanggal lahir : Magelang, 01 Juli 1998
Nama Facebook : Karina Puspa Sari
E-mail : rinrin.puspasari@yahoo.com

Baca juga Cerpen Ibu yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar